Tugas Softskill Analisis Kasus Prasangka Dan Diskriminasi
Tugas Softskill Analisis Kasus Prasangka Dan
Diskriminasi
1.
Prasangka
Prasangka terjadi di
mana-mana dalam berbagai bentuk, dan hal itu
memengaruhi kita semua.
Prasangka dapat terjadi dalam dua arah: mengalir dari
kelompok mayoritas kepada
kelompok minoritas, dan sebaliknya. Kelompok manapun
dapat menjadi sasaran
prasangka. Banyak aspek dari identitas kita yang dapat
menyebabkan kita diberi
label dan didiskriminasi, antara lain kebangsaan, ras, etnis,
jenis kelamin, orientasi
seksual, agama, penampilan fisik, negara, dll.kerusuhan Mei 1998 dan kerusuhan
Ambon. Pada kerusuhan Mei 1998,
sekelompok masyarakat melakukan tindakan agresif (membakar toko dan rumah,
membunuh, dan memperkosa) terhadap etnis Tionghoa. Pada kerusuhan tersebut
tercatat ada lebih dari 1300 korban dan kerugian material milyaran rupiah.Sementara itu, pada kerusuhan Ambon,
terjadi konflik beragama yang
merenggut lebih dari 1300 nyawa, 273 korban luka parah, dan 321 luka ringan.
Kedua kasus di atas dapat terjadi karena ada kelompok yang menyimpan prasangka
sebelumnya dan akhirnya meluap kemarahannya ketika adanya provokasi oleh pihak
tertentu.
Selain berhubungan dengan
orang lain, ternyata prasangka juga dapat merugikan diri kita sendiri.
Hubungan Sebab
Akibat
Prasangka merupakan hasil dari adanya interaksi
sosial, maka cukup mudah menemukan sebab-sebab prasangka dalam kehidupan
sosial. Faktor sosial yang menciptakan prasangka antar kelompok setidaknya bisa
dikategorikan ke dalam enam hal, yakni: akibat konflik sosial antar individu
dan antar kelompok, akibat perubahan sosial, akibat struktur sosial yang kaku,
akibat keadaan sosial yang tidak adil, akibat terbatasnya sumber daya, dan
adanya politisasi pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari adanya prasangka.
Bagaimana faktor
sosial di atas bisa menyebabkan munculnya prasangka dan mengapa prasangka
muncul dalam interaksi sosial? Berikut adalah beberapa teori dalam ilmu
psikologi yang bisa menjelaskan ;
1. Teori Kategorisasi Sosial
2. Teori Perbandingan Sosial
3. Teori Identitas Sosial
4. Teori Deprivasi Relatif
5. Teori Konflik-realistis
6. Teori Frustrasi-Agresi
7. Teori Belajar Sosial
2. Teori Perbandingan Sosial
3. Teori Identitas Sosial
4. Teori Deprivasi Relatif
5. Teori Konflik-realistis
6. Teori Frustrasi-Agresi
7. Teori Belajar Sosial
Prasangka dapat menyebabkan timbulnya prilaku
diskriminasi dalam hubungan sosial antarindividu dan hubungan antarkelompok dalam
suatu masyarakat yang memiliki variasi kelompok kebudayaan
Dampak Dari
Prasangka
Dampak yang timbul dari prasangka adalah akan
mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang dalam berbagai situasi.
Prasangka sosial dapat menjadikan seseorang atau kelompok tertentu tidak mau
bergabung atau bersosialisasi dengan kelompok lain. Apabila kondisi tersebut
terdapat dalam organisasi akan mengganggu kerjasama yang baik sehingga upaya
pencapaian tujuan organisasi kurang dapat terealisir dengan baik
Cara Untuk Menanggulangi
1.
Berfikir Positif. Dengan berfikir positif, kita akan selalu
dapat melihat kebaikan orang lain sehingga menghindarkan kita dari prasangka
buruk. Dengan selalu melihat kebaikan orang lain, kita pun akan berteman dengan
orang-orang yang baik pula.
2.
Lengkapi Informasi.
Sebelum menuduh seseorang, coba berfikir ulang, apakah info yang anda dapat
sudah pasti kebenarannya. Mengecek dengan teliti benar atau tidaknya dugaan
kita terhadap orang lain, akan sangat membantu menghilangkan prasangka buruk
kepada orang tersebut.
3.
Perluas Pergaulan. Carilah teman sebanyak mungkin, jangan
membatasi pergaulan hanya dengan orang-orang tertentu. Dengan pergaulan yang
luas dan beragam, akan terbuka pikiran dan wawasan tentang segala hal yang ada
di sekitar kita. Kitapun akan lebih mudah beradaptasi dan bertoleransi dengan
orang lain.
4.
Perbanyak Kegiatan. Isi waktu dengan melakukan kegiatan yang
bermanfaat. Ini agar tidak ada waktu yang terbuang percuma sekaligus mencegah
timbulnya pikiran-pikiran negatif.
5.
Tingkatkan Ibadah. Mendekatkan diri pada Tuhan dengan semakin
meningkatkan kulitas ibadah merupakan salah satu cara yang efektif untuk
menepis prasangka buruk serta membuat hati kita bersih dan damai.
2.
Diskriminasi
Diskriminasi rasial merupakan salah satu isu diskriminasi paling sering mencuat
di masyarakat baik skala kecil seperti pergaulan pertemanan, lingkungan rumah
pekerjaan atau perkumpulan-perkumpulan, hingga di luang lingkup daerah,
nasional bahkan antar bangsa. Secara tidak sadar, dalam pergaulan sehari-hari
kita mungkin saja kita pernah melakukan diskriminasi ras atau lebih sering
disebut sebagai tindakan rasis, seperti, mengolok-olok perbedaan fisik teman kita,
asal daerah, ras dan suku mereka hingga kebiasaan atau tradisi mereka, meski
dalam situasi tidak formal. Isu ini pula yang paling sering kita dengar di
berbagai media, dimana sebagai contoh, diskriminasi yang dialami para pemain
sepak bola di liga-liga dunia yang banyak sekali terjadi.
Contoh
tindakan diskriminasi diindonesia yaitu, Sejak masa kemerdekaan, orang Tionghoa sudah
dinisbatkan sebagai masalah yang sangat membimbangkan. Disatu sisi mereka
dibutuhkan karena kekuatan ekonominya, dilain pihak mereka juga banyak dibenci
karena bagai mana tidak, sebagai mana kita ketahui semua, etnis Tionghoa
merupakan satu kelompok minoritas yang hanya berjumlah 3-4% dari penduduk
Indonesia, tetapi menguasai 70% sektor swasta dalam perekonomian Indonesia.
Lebih luas lagi, pada masa pemerintahan orde baru, sentimen
terhadap orang etnis Tionghoa ditunjukkan melalui berbagai bentuk kebijakan dan
produk hukum yang diskriminatif. Diantara sekian banyak produk hukum yang
diskriminatif tersebut ada beberapa diantaranya yang paling mencolok,
diantaranya Inpres No. 14 Tahun 1967 dan Kepres No. 240 1967. Yang pada
hakikatnya memaksa masyarakat kaum Tionghoa pada masa itu untuk menanggalkan
tradisi, kebudayaan, adat kebiasaan bahkan merubah nama asli mereka menjadi
nama yang lebih terdengar keindonesiaan. Peraturan lain adalah yang termasuk
kedalam TAP MPRS No. 32, 1966 mengenai pelarangan penggunaan bahasa dan aksara
mandarin di media masa dan nama toko/perusahaan.
Puncaknya, kerusuhan dahsyat di Jakarta dipertengahan Mei 1998 yang
jelas ditujukan pada orang etnis Tionhoa dengan serangan kepada daerah bisnis,
pertokoan dan pemukiman yang kebanyakan dimiliki oleh orang etnis Tionghoa
(Mely G. Tan, 2008: 276).
Hubungan Sebab Akibat
Sebab dari timbulnya sikap diskriminasi, Menurut Daljuni dalam
buku dasar-dasar ilmu pengetahuan sosial, bahwa masalah sosial dapat bertalian
dengan masalah alami ataupun masalah pribadi, maka ditinjau secara menyeluruh
masalah sosial ternyata memiliki empat sumber penyebab, yaitu:
1. Faktor alam
(ekologis – geografis)
Ini menyangkut gejala menipisnya sumber daya alam. Penyebababnya
dapat berupa tindakan overeksploitasi atasnya oleh manusia dengan teknologinya
yang makin maju, sehingga kurang diperhatikan perlunya pengawetan dan
pelestarian lingkungan. Dapat pula oleh semakin banyaknya jumlah penduduk yang
secara otomatis lekas menipiskan persediaan sumber daya meskipun sudah
menghematnya.
2. Faktor
biologis(dalam arti kependudukan)
Ini menyangkut bertambahnya umat manusia dengan pesat yang
dirasakan secara nasional, regional, maupun lokal. Pemindahan manusia
(mobilitas fisik) yang dapat dihubungkan pula dengan implikasi medis dan
kesehatan masyarakat umum serta kualitas maslah pemukimanbaik dipedesaan maupun
diperkotaan.
3. Faktor
budayawi
Ini menimbulkan berbagai kegoncangan mental dan bertalian dengan
aneka penyakit kejiwaan.
Pendorongnya adalah perkembangan teknologi ( komunikasi,
transportasi ) dan implikasinya dalam kehidupan ekonomi, hukum, pendidikan,
keagamaan serta pemakaian waktu senggang.
4. Faktor sosial
Dalam arti berbagai kebijaksanaan ekonomi dan politik yang
dikendalikan bagi masyarakat. Dalam mengikuti perencanaan limatahun dalam
rangka pembangunan negara kita, tak sedikit muncul ketegangan manusia secara
pribadi maupun sosial karena kemajuan diberbagai bidang kehidupan tak sama
pesatnya. Ini menyangkut terlambatnya kemajuan bidang non materiil dari yang
materiil.
Akibat perilaku diskriminasi:
- Memutuskan tali silahturahmi
- Tidak dihargai orang lain
- Tidak ada rasa kebersamaan
- selalu membanggakan diri sendiri
- meremehkan oranglain.
Cara Untuk Menanggulangi
- Gemar bersilahturahmi
- bersikap toleran (tasamuh) terhadap sesama umat
- menumbuhkan semangat persatuan&kesatuan
- tidak suka mengolok,mengucilkan,buruk sangka/menfitnah antara satu dengan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda