Kamis, 15 Januari 2015

Tugas Softskill Analisis Kasus Prasangka Dan Diskriminasi

Tugas Softskill Analisis Kasus Prasangka Dan Diskriminasi

1.      Prasangka
Prasangka terjadi di mana-mana dalam berbagai bentuk, dan hal itu
memengaruhi kita semua. Prasangka dapat terjadi dalam dua arah: mengalir dari
kelompok mayoritas kepada kelompok minoritas, dan sebaliknya. Kelompok manapun
dapat menjadi sasaran prasangka. Banyak aspek dari identitas kita yang dapat
menyebabkan kita diberi label dan didiskriminasi, antara lain kebangsaan, ras, etnis,
jenis kelamin, orientasi seksual, agama, penampilan fisik, negara, dll.kerusuhan Mei 1998 dan kerusuhan Ambon. Pada kerusuhan Mei 1998, sekelompok masyarakat melakukan tindakan agresif (membakar toko dan rumah, membunuh, dan memperkosa) terhadap etnis Tionghoa. Pada kerusuhan tersebut tercatat ada lebih dari 1300 korban dan kerugian material milyaran rupiah.Sementara itu, pada kerusuhan Ambon, terjadi konflik beragama yang merenggut lebih dari 1300 nyawa, 273 korban luka parah, dan 321 luka ringan. Kedua kasus di atas dapat terjadi karena ada kelompok yang menyimpan prasangka sebelumnya dan akhirnya meluap kemarahannya ketika adanya provokasi oleh pihak tertentu.
Selain berhubungan dengan orang lain, ternyata prasangka juga dapat merugikan diri kita sendiri.

Hubungan Sebab Akibat
Prasangka merupakan hasil dari adanya interaksi sosial, maka cukup mudah menemukan sebab-sebab prasangka dalam kehidupan sosial. Faktor sosial yang menciptakan prasangka antar kelompok setidaknya bisa dikategorikan ke dalam enam hal, yakni: akibat konflik sosial antar individu dan antar kelompok, akibat perubahan sosial, akibat struktur sosial yang kaku, akibat keadaan sosial yang tidak adil, akibat terbatasnya sumber daya, dan adanya politisasi pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari adanya prasangka.


Bagaimana faktor sosial di atas bisa menyebabkan munculnya prasangka dan mengapa prasangka muncul dalam interaksi sosial? Berikut adalah beberapa teori dalam ilmu psikologi yang bisa menjelaskan ;

1. Teori Kategorisasi Sosial
2. Teori Perbandingan Sosial
3. Teori Identitas Sosial
4. Teori Deprivasi Relatif
5. Teori Konflik-realistis
6. Teori Frustrasi-Agresi
7. Teori Belajar Sosial

Prasangka dapat menyebabkan timbulnya prilaku diskriminasi dalam hubungan sosial antarindividu dan hubungan antarkelompok dalam suatu masyarakat yang memiliki variasi kelompok kebudayaan

Dampak Dari Prasangka

Dampak yang timbul dari prasangka adalah akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku seseorang dalam berbagai situasi.  Prasangka sosial dapat menjadikan seseorang atau kelompok tertentu tidak mau bergabung atau bersosialisasi dengan kelompok lain. Apabila kondisi tersebut terdapat dalam organisasi akan mengganggu kerjasama yang baik sehingga upaya pencapaian tujuan organisasi kurang dapat terealisir dengan baik

Cara Untuk Menanggulangi

1.      Berfikir Positif. Dengan berfikir positif, kita akan selalu dapat melihat kebaikan orang lain sehingga menghindarkan kita dari prasangka buruk. Dengan selalu melihat kebaikan orang lain, kita pun akan berteman dengan orang-orang yang baik pula.
2.       Lengkapi Informasi. Sebelum menuduh seseorang, coba berfikir ulang, apakah info yang anda dapat sudah pasti kebenarannya. Mengecek dengan teliti benar atau tidaknya dugaan kita terhadap orang lain, akan sangat membantu menghilangkan prasangka buruk kepada orang tersebut.
3.      Perluas Pergaulan. Carilah teman sebanyak mungkin, jangan membatasi pergaulan hanya dengan orang-orang tertentu. Dengan pergaulan yang luas dan beragam, akan terbuka pikiran dan wawasan tentang segala hal yang ada di sekitar kita. Kitapun akan lebih mudah beradaptasi dan bertoleransi dengan orang lain.
4.      Perbanyak Kegiatan. Isi waktu dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Ini agar tidak ada waktu yang terbuang percuma sekaligus mencegah timbulnya pikiran-pikiran negatif.
5.      Tingkatkan Ibadah. Mendekatkan diri pada Tuhan dengan semakin meningkatkan kulitas ibadah merupakan salah satu cara yang efektif untuk menepis prasangka buruk serta membuat hati kita bersih dan damai.

2.      Diskriminasi

  Diskriminasi rasial merupakan salah satu isu diskriminasi paling sering mencuat di masyarakat baik skala kecil seperti pergaulan pertemanan, lingkungan rumah pekerjaan atau perkumpulan-perkumpulan, hingga di luang lingkup daerah, nasional bahkan antar bangsa. Secara tidak sadar, dalam pergaulan sehari-hari kita mungkin saja kita pernah melakukan diskriminasi ras atau lebih sering disebut sebagai tindakan rasis, seperti, mengolok-olok perbedaan fisik teman kita, asal daerah, ras dan suku mereka hingga kebiasaan atau tradisi mereka, meski dalam situasi tidak formal. Isu ini pula yang paling sering kita dengar di berbagai media, dimana sebagai contoh, diskriminasi yang dialami para pemain sepak bola di liga-liga dunia yang banyak sekali terjadi.
Contoh tindakan diskriminasi diindonesia yaitu, Sejak masa kemerdekaan, orang Tionghoa sudah dinisbatkan sebagai masalah yang sangat membimbangkan. Disatu sisi mereka dibutuhkan karena kekuatan ekonominya, dilain pihak mereka juga banyak dibenci karena bagai mana tidak, sebagai mana kita ketahui semua, etnis Tionghoa merupakan satu kelompok minoritas yang hanya berjumlah 3-4% dari penduduk Indonesia, tetapi menguasai 70% sektor swasta dalam perekonomian Indonesia.
      Lebih luas lagi, pada masa pemerintahan orde baru, sentimen terhadap orang etnis Tionghoa ditunjukkan melalui berbagai bentuk kebijakan dan produk hukum yang diskriminatif. Diantara sekian banyak produk hukum yang diskriminatif tersebut ada beberapa diantaranya yang paling mencolok, diantaranya Inpres No. 14 Tahun 1967 dan Kepres No. 240 1967. Yang pada hakikatnya memaksa masyarakat kaum Tionghoa pada masa itu untuk menanggalkan tradisi, kebudayaan, adat kebiasaan bahkan merubah nama asli mereka menjadi nama yang lebih terdengar keindonesiaan. Peraturan lain adalah yang termasuk kedalam TAP MPRS No. 32, 1966 mengenai pelarangan penggunaan bahasa dan aksara mandarin di media masa dan nama toko/perusahaan.
      Puncaknya, kerusuhan dahsyat di Jakarta dipertengahan Mei 1998 yang jelas ditujukan pada orang etnis Tionhoa dengan serangan kepada daerah bisnis, pertokoan dan pemukiman yang kebanyakan dimiliki oleh orang etnis Tionghoa (Mely G. Tan, 2008: 276).
Hubungan Sebab Akibat
Sebab dari timbulnya sikap diskriminasi, Menurut Daljuni dalam buku dasar-dasar ilmu pengetahuan sosial, bahwa masalah sosial dapat bertalian dengan masalah alami ataupun masalah pribadi, maka ditinjau secara menyeluruh masalah sosial ternyata memiliki empat sumber penyebab, yaitu:

1. Faktor alam (ekologis – geografis)
Ini menyangkut gejala menipisnya sumber daya alam. Penyebababnya dapat berupa tindakan overeksploitasi atasnya oleh manusia dengan teknologinya yang makin maju, sehingga kurang diperhatikan perlunya pengawetan dan pelestarian lingkungan. Dapat pula oleh semakin banyaknya jumlah penduduk yang secara otomatis lekas menipiskan persediaan sumber daya meskipun sudah menghematnya.

2. Faktor biologis(dalam arti kependudukan)
Ini menyangkut bertambahnya umat manusia dengan pesat yang dirasakan secara nasional, regional, maupun lokal. Pemindahan manusia (mobilitas fisik) yang dapat dihubungkan pula dengan implikasi medis dan kesehatan masyarakat umum serta kualitas maslah pemukimanbaik dipedesaan maupun diperkotaan.

3. Faktor budayawi
Ini menimbulkan berbagai kegoncangan mental dan bertalian dengan aneka penyakit kejiwaan.
Pendorongnya adalah perkembangan teknologi ( komunikasi, transportasi ) dan implikasinya dalam kehidupan ekonomi, hukum, pendidikan, keagamaan serta pemakaian waktu senggang.

4. Faktor sosial
Dalam arti berbagai kebijaksanaan ekonomi dan politik yang dikendalikan bagi masyarakat. Dalam mengikuti perencanaan limatahun dalam rangka pembangunan negara kita, tak sedikit muncul ketegangan manusia secara pribadi maupun sosial karena kemajuan diberbagai bidang kehidupan tak sama pesatnya. Ini menyangkut terlambatnya kemajuan bidang non materiil dari yang materiil.

        Akibat perilaku diskriminasi:


  •          Memutuskan  tali silahturahmi
  •          Tidak dihargai orang lain
  •          Tidak ada rasa kebersamaan
  •          selalu membanggakan diri sendiri
  •          meremehkan oranglain.

Cara Untuk Menanggulangi

  •          Gemar bersilahturahmi
  •          bersikap toleran (tasamuh) terhadap sesama umat
  •          menumbuhkan semangat persatuan&kesatuan
  •          tidak suka mengolok,mengucilkan,buruk sangka/menfitnah antara satu dengan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA





0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda